Minggu, 23 Desember 2012

Di Balik Sebuah Mimpi


Ini adalah cerpen yang kupersembahkan untuk hari ibu :)
Selamat membaca

Di Balik Sebuah Mimpi
Oleh DP Anggi
FAM790M Pekanbaru
 
Sinar mentari jatuh menembus celah dedaunan. Bias sinar itu, kadang tampak merah, jingga, kuning, nila, ungu, biru, hijau dan memudar. Awan-gemawan beriringan, berkumpul, mengepul. Sesepoi angin menghembuskan kekeringan, tanah subur berubah debu. Puncak itu sunyi, tak ada kehidupan. Namun, terdengar suara tapak kaki, sunyi, dan terdengar lagi.
Terlihat perempuan tua berlari tergopoh-gopoh. Sesekali ia berhenti, menarik napas panjang. Ia menyeka peluh dengan tangannya. Ia tak peduli dengan peluh yang membuat kedua matanya menjadi perih. Ia tetap berlari semampunya, mengelilingi tempat itu. Tubuhnya terasa semakin dingin, bercampur rasa lelah yang membuat pandangannya semakin melebur. Langkahnya kian tertatih, menyiratkan tubuh renta itu tak mampu lagi berlari.
Dengan sisa tenaga yang ada, ia tetap berporos pada tugu yang berada di puncak bukit itu. Kakinya mulai terasa kebas, tanpa alas. Ia tersungkur, namun berusaha bangkit lagi dengan napas tersengal. Wajahnya kian basah, kain putih yang ia kenakan menjadi lusuh dan ternoda. Ia berteriak